Menanggapi Pilkada Kabupaten Cianjur Nanti – Elit Politik Daerah Untuk Tidak Memanfaatkan Masyarakat Demi Prioritas. Begini Menurut Ketua Gema Cita-
CIANJUR, http://medianuansasinarnews.com-
Gerakan Masyarakat Cianjur Utara yang diketuai oleh Pakar politisi Solihin, angkat bicara soal pilkada yang akan dilaksanakan serentak pada tanggal 27 November nanti.
Dalam perkembangan politik di Indonesia baik politik nasional maupun politik daerah, yang tidak luput dari yang namanya money politik, atau politik uang, yang sudah tidak lagi menjadi rahasia, tapi sudah menjadi rahasia umum yang terjadi di lapangan.
Menurut Solihin Selaku ketua Gerakan Masyarakat Cianjur Utara (GEMA CITA) angkat bicara soal menanggapi Pilkada Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pada siang tadi Selasa (30/04/2024), sekaligus memberikan pandangan bahwa, “Untuk menjelang digelarnya Pilkada serentak secara Nasional bulan November tahun 2024 nanti, termasuk Kabupaten Cianjur yang sudah dimulai tahapannya oleh KPU, maka kami dari Gerakan Masyarakat Cianjur Utara (GEMA CITA) berpandangan agar Pemilu nanti, termasuk Pilkada, jangan hanya kegiatan rutinitas lima tahunan, yang seperti acara seremonial dan hanya acara sirkulasi elit,” ujarnya.
“Dan lebih hanya melaksanakan demokrasi prosedural bukan demokrasi substansial, rakyat hanya menjadi obyek yang di manfaatkan para elit politik, pada saat Pemilu atau Pilkada, untuk memenangkan dengan segala cara legal dan ilegal, sah dan tidak sah, murni dan curang termasuk berani melakukan pelanggaran-pelanggaran hukum, dan aturan main yang ada demi kemenangan dan kekuasaan,” terangnya.
“Hal ini terjadi karena ada contoh yang tidak baik yang dilakukan oleh para elit politik dan pemimpin yang lebih atas seperti dalam Pileg dan Pilpres yang lalu, dimana money politik/politik uang, ada pemanfa’atan anggaran negara, jabatan dan kewenangan yang disalah gunakan oleh kontestan tertentu, untuk kepentingan elektoral dibuktikan permaslahan tersebut. Sampai dengan disidangkan di Mahkamah Konstitusi (MK), Hal ini khawatir juga terjadi dan ditiru oleh para elit politik daerah, atau para calon pemimpin daerah pada Pilkada yang akan datang,” ucapnya.
Lanjut Solihin, “Apabila itu terjadi akan menimbulkan kekisruhan, konflik dan instabiltas di wilayah atau daerah, bukannya pasca Pilkada menghasilkan pemimpin yang memakmurkan, mensejahterakan dan memajukan, tetapi sebaliknya itu yang kita khawatirkan, dan kita takutkan, hal tersebut harus kita hindari dengan cara, kita semua baik para elit politik dan masyarakat, harus cerdas dalam berpolitik dan memiliki kesadaran politik yang ideal dan konstitusional, bukan yang fragmatis sesaat, khususnya kritik kepada sebagian besar masyarakat, yang setiap Pemilu/Pilkada, rela dibeli suaranya dengan nilai yang tidak seberapa,” katanya.
“Setelahnya para elit Pemimpin yang terpilih melupakan rakyat atau masyarakatnya, dan itu sangat merugikan kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara secara keseluruhan. Terkhususnya untuk masyarakat di wilayah Cianjur utara, yang meliputi 5 Kecamatan, yaitu Cipanas, Pacet, Sukaresmi, Cugenang dan Cikalongkulon,” ulasnya.
Masih kata Solihin, “Momentum Pilkada yang akan datang harus dimanfa’atkan untuk mendukung dan melahirkan Pemimpin Kabupaten Cianjur, yaitu Bupati Cianjur yang berkomitmen, untuk memakmurkan, mensejahterakan dan memajukan Kabupaten Cianjur pada umumnya, termasuk Cianjur utara pada khususnya, dan Bupati yang berkomitmen, menyetujui dan menggolkan Pemekaran Kabupaten Cianjur, dan mewujudkan pembentukan Kota Cipanas, sebagai daerah yang otonom dan mandiri, agar pengelolaan daerah terkelola secara efektif, fokus, utuh, menyeluruh, merata, cepat, paripurna dan adil dalam membangun, memakmurkan, mensejahterakan dan memajukan masing-masing wilayah,” paparnya.
“Karena luasnya wilayah Kabupaten Cianjur, dimana nantinya Cianjur akan menjadi tiga daerah, otonom dan mandiri yaitu Kabupaten Cianjur, Kota Cipanas dan Kabupaten Cianjur selatan, demikian menurut pandangan kami dari Gerakan Masyarakat Cianjur Utara (GEMA CITA),” pungkasnya.
(Mukhlis)