Pertuni Kabupaten Probolinggo Gelar Diseminasi Hasil Kajian Riset Aksi Non Teknis Halte Inklusi
Probolinggo, http://medianuansasinarnews.com- (29/05/2024). Dewan Pengurus Cabang (DPC) Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kabupaten Probolinggo menggelar diseminasi hasil kajian riset aksi non teknis halte sebagai upaya penyediaan transportasi umum inklusi di ruang pertemuan Jabung 2 Kantor Bupati Probolinggo, Rabu (29/05/2024).
Kegiatan ini diikuti oleh 46 orang peserta terdiri dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo, kelompok disabilitas, kelompok Perempuan, SLB serta Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) di Kabupaten Probolinggo.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Pelaksana Program GESIT – Pertuni Kabupaten Probolinggo Arizky Perdana Kusuma menyampaikan paparan hasil kajian riset aksi non teknis yang sudah dilakukan di 4 (empat) halte di Kabupaten Probolinggo. Yakni, halte depan Pabrik Sasa Gending, halte Semampir, halte Dringu depan UPM Probolinggo dan halte Pajarakan.
“Dari riset aksi ini, teman-teman numerator mendapati beberapa ikon seperti trotoar rusak, ada trotoar yang sudah beralih fungsi atau bahkan sudah tidak ada trotoarnya, trotoar tidak miring dan tempat duduk yang tidak nyaman atau atap bocor serta penerangan yang tidak ada. Jadi dari hasil-hasil temuan itu kemarin kita kumpulkan dalam kajian dan hari ini diseminasikan untuk menyampaikan hasil kajian riset aksi tersebut,” ujarnya.
Menurut Rizky, dalam diseminasi hasil kajian riset aksi ini pihaknya merekomendasikan beberapa adanya perbaikan atau renovasi dari halte yang sudah dilakukan riset. Kalau bisa adanya halte baru, apalagi pihaknya ada support dari donatur minimal renovasi halte.
“Kami mendapatkan support dari GESIT untuk melakukan renovasi. Nanti bekerja sama dengan Dinas Perhubungan dan Dinas Perkim, apakah halte yang sudah ada atau halte yang lain. Karena ada sebagian halte itu punya swasta seperti halte Sasa itu milik dari PT. Sasa Inti. Oleh karena itu perlu melibatkan mereka juga, mungkin ada support dan perhatian,” jelasnya.
Rizky menerangkan selama ini dari 4 halte yang diriset memang yang paling layak adalah halte Sasa. Kemudian selanjutnya ada di halte UPM. Hanya saja ada beberapa yang perlu mendapatkan perhatian karena halte berdiri di atas sungai yang kanan kirinya belum ada pengaman sehingga beresiko takut jatuh ke sungai atau trotoar yang masih belum ramah.
“Untuk teknisnya masih dibahas oleh Dishub bersama Dinas Perkim. Kami belum tahu teknisnya dan masih menunggu kalkulasi penghitungan. Walaupun per halte sudah ada angkanya, tetapi masing-masing halte ini beda kondisinya. Tentunya perlakuannya tidak sama dan yang dibutuhkan juga tidak sama,” tegasnya.
Sementara Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dishub Kabupaten Probolinggo Bambang Singgih Hartadi menyampaikan kegiatan ini merupakan diseminasi hasil kajian riset aksi dari Pertuni terhadap keberadaan halte yang ada di wilayah Kabupaten Probolinggo.
Kades Sibargot SR Diduga Calo Pungli Uang Kelulusan P3K Rp 80 Juta/Guru.
“Seperti yang kita ketahui, jumlah halte yang ada di Kabupaten Probolinggo itu ada 7 buah dan yang diriset ada 4 halte. Dari yang dihasilkan dalam riset ini tentunya masih perlu Pembangunan lagi. Kita lihat halte-halte yang ada sekarang ini masih belum inklusi dan ini belum ramah terhadap penyandang disabilitas, anak-anak, lansia dan kaum perempuan,” katanya.
Dengan adanya hasil kajian riset aksi ini Bambang mengaku akan mencoba mengusulkan kepada GESIT supaya ada implementasinya. Sebab kajian tanpa ada implementasi maka akan sia-sia. Tentunya ada Pembangunan halte yang inklusi.
“Halte-halte yang ada saat ini ada di kewenangan dari Dishub Kabupaten Probolinggo. Hanya saja sementara ini halte yang ada harus koordinasi lebih lanjut dengan stakeholder terkait dalam hal ini aset. Sebab kita belum tahu ini asetnya siapa, karena ini berada di jalan nasional. Kalau yang berada di jalan kabupaten itu pasti milik Kabupaten Probolinggo,” tutupnya.
(Yib-Mas)